Cinta Ini Milik Kita

"Cinta ini milik kita" demikian celoteh Iwan Fals dalam sebuah lagunya. Memang cinta milik saya, kamu dan milik kita semua. Semua orang dianugerahi cinta dan masing -masing berhak menikmati keagungan cinta. Dalam bahasa Islam, itulah yang dinamakan fitrah. Yaitu anugerah yang diberikan langsung tanpa ada batasan apapun. Dia lahir dari ibu mana, dengan cara apa, dan orang tuanya beragama apa, tidak peduli, semua manusia diberi fitrah cinta.

Karena itu, siapapun kamu berhak mencintai dan dicintai. Jika kamu merasa tidak layak dicintai, itu pola pikir yang keliru. Jika kamu berpikir tidak akan mencintai siapapun, itu lebih keliru lagi. Kamu adalah makhluk Allah SWT yang paling sempurna yang layak mencintai dan dicintai. So, berpikirlah sesuai fitrah bahwa kamu sama seperti kebanyakan manusia lain yang memiliki fitrah cinta. Berbahagialah!

karena cinta milik kamu, maka kamu bebas menentukan kekasih pujaan hati tambatan jiwa. Pilihlah sesuai dengan keinginan kamu. Jika pilihan itu takut salah, boleh minta pendapat pada orang yang paling kamu percaya, mungkin orang tua, ustadz, atau teman yang sudah kamu percayai.

(Izinkan Aku Mencintaimu, Abu Al-Ghifari) 

Cinta Itu Dahsyat

Jika embun pagi itu bening, indah dan sejuk. Cinta lebih dari itu, lebih bening, lebih indah dan lebih sejuk. Kamu pasti tau, intan sangatlah mahal. Tapi ingat, cinta jauh lebih mahal bahkan tak ternilai harganya. Kamu sudah tau bahkan merasakan, air mampu melenyapkan dahaga dalam sekejap. Tapi cinta, bukan saja melenyapkan dahaga, tapi juga membuat kamu sakti mandraguna.

Cinta yang membuat kamu tersenyum bahagia, canda tawa penuh suka cita. Cinta membuat sesuatu yang tak mungkin menjadi mungkin. Khayalan menjadi kenyataan. Lemah menjadi kuat. Gelap menjadi terang. Bodoh menjadi pintar. Cinta pula yang merubah butiran hujan menjadi mutiara.Batu menjadi emas. Tanah menjadi hamparan rupiah. Cinta memang dah-syat. Berbahagialah mereka yang berhasil mendapatkannya. 

Sebaliknya, ketika kamu kehilangan cinta, kamu akan berubah menjadi manusia kerdil, kejam, tanpa makna, loyo, terpinggirkan, bahkan mati konyol. Kehilangan cinta sama saja dengan kehilangan dunia dan seisinya. Kehilangan cinta bahkan sama dengan kehilangan kehidupan. Karena itu jangan sia-siakan cinta apalagi terpikir untuk mencampakannya.

(Izinkan Aku Mencintaimu, Abu Al-Ghifari)